I Putu Odie Biroe Odie Biroe: Agustus 2013

Halaman

Selasa, 27 Agustus 2013

Pengertian Upanisad dan Cirinya



                                                            
                  Pengertian Upanisad
         Upanisad berasal dari kata UPA, NI, dan SAD. Upa artinya dekat, sekitar, menghancurkan. Ni berarti tuntun, dibawah. Dan Sad artinya Duduk. Jadi Upanisad berarti duduk mengelilingi guru untuk mendengarkan ajaran rahasia yang disampaikan guru spiritual. Ada beberapa pendapat yang mengemukakan tentang Upanisad, yaitu :
               1).     SANKARA
Menurut Sankara “ The Upanisad were so name because they destroy inborn ignorance, or because they conduct to Brahman” (Deussen,2000:10).
Artinya : Upanisad adalah pengetahuan yang dapat melenyapkan kebodohan manusia sejak lahir, atau yang mengajarkan tentang sikap dan perilaku untuk mencapai Brahman.
                           2).     MAX MULLER
Max Muller say that the word Upanisad is derived from the root SAD with the previk NI (to seat), the word originally meant the act of sitting down near a teacher and of submissively listening to him (Dasgupta, 1992:38).
Artinya: kata Upanisad didapat dari akar kata SAD dengan previk NI yang artinya duduk. Kata ini aslinya dimaksudkan adalah aktifitas duduk di bawah dekat guru spiritual dan bersikap yang baik mendengarkan ajarannya.
                    Ciri-ciri Upanisad
                           Ada beberapa ciri Upanisad, diantaranya :
                           1.      Kebanyakan dalam bentuk dialog antara Guru dan Sisya.
                           2.      Membedah filsafat Paravidya.
                           3.      Menghindari upacara, lebih beralih ke meditasi.
                           4.      Lebih menekankan kehidupan spiritual ( jiwa ).
                           5.      Bersifat rahasia.
                           6.      Optimistik.
                           7.      Terpenting dari Prastana.
                           8.      Segar, sederhana, alami.
                           9.      Otoritasnya tinggi diantara pustaka suci.
                           10.    Luhur, mulia, suci, awet/lestari.
                           11.    Indah.
                           12.    Merupakan Wahyu Tuhan.
                           13.    Sreya ( baik, mulia, kualitasnya penuh spiritual )
                           14.    Tyaga ( tidak terikat )
                           15.    Omnijektif ( obyektif dan subyektif dari Wahyu )
              Isi Upanisad
         Ada banyak pendapat yang mengemukakan berapa umur Upanisad. Tapi tidak ada yang mengetahuinya secara pasti. S. Dasgupta mengemukakan, bahwa umur Upanisad sekitar 700-600 SM. Sedangkan KP. Bahadur memperkirakan, umur Upanisad sekitar 1000-300 SM. Lain lagi menurut Karl Jarspers, menurutnya umur Upanisad diperkirakan 800-300 SM. Dan menurut R.R. Divakar, umur Upanisad sekitar 1500-500 SM.
         Begitu juga dengan jumlah Upanisad. Ada 2 (dua) pendapat yang berbeda yang mengemukakan jumlah Upanisad, diantaranya :
               Isi Upanisad
         Ada banyak pendapat yang mengemukakan berapa umur Upanisad. Tapi tidak ada yang mengetahuinya secara pasti. S. Dasgupta mengemukakan, bahwa umur Upanisad sekitar 700-600 SM. Sedangkan KP. Bahadur memperkirakan, umur Upanisad sekitar 1000-300 SM. Lain lagi menurut Karl Jarspers, menurutnya umur Upanisad diperkirakan 800-300 SM. Dan menurut R.R. Divakar, umur Upanisad sekitar 1500-500 SM.
         Begitu juga dengan jumlah Upanisad. Ada 2 (dua) pendapat yang berbeda yang mengemukakan jumlah Upanisad, diantaranya :
       Eksistensi Brahman
         Kata Brahman berasal dari kata BRH (brihi), berarti Yang member hidup, menumbuhkan, menjadikan hidup, menjadikan berkembang. Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian Brahman :
1.      Swami Dayananda Saraswati
Dalam bukunya Satyath Prakash ( Light of Truth ), Brahman is one who lord one all. Brahman  berarti yang memimpin segalanya atau Tuhan Yang Maha Esa yang memerintah seluruh alam semesta dan segala isinya. Tidak sesuatupun yang tidak tunduk di bawah Keuasaan-Nya.
            2.      Swami Vivekananda
Dalam bukunya Vedanta Voice of Freedom, Brahman is the ultimate reality, the one without a second. It’s existence consciousness bliss absolute. It is beyond name and form, devoid of qualities, without beginning or end. It is unchanging truth, beyond space, time and causation. But this fast, infinite Brahman manifests it self as the universe and the individual beings through it’s inscrutable power of maya. Those the one becomes many when Brahman associated with it’s maya, it is called God or Isvara.
Terjemahan :
Brahman adalah realitas tertinggi, keberadaannya yang Esa tanpa yang kedua. Dialah kesadaran yang nyata, pemberi anugerah yang abadi. Brahman tanpa nama dan bentuk, tanpa kualitas, tanpa permulaan dan akhir. Brahman, kebenaran yang tidak mengalami perubahan. Di luar ruang dan waktu serta penyebab. Tetapi beliau memiliki sifat yang tidak terbatas, muncul dari dirinya sendiri dan berada pada seluruh mahluk, melalui kekuatan mayanya. Demikian Brahman yang satu menjadi banyak. Ketika Brahman kena pengaruh maya, maka beliau dipanggil sebagai Tuhan / Isvara.
            3.      Swami Viresvarananda
Dalam bukunya Brahma Sutra / Pengetahuan tentang Ketuhanan, batasa mengenai Brahman adalah Janmadyasya Yatah. Brahman adalah Yang Maha Tahu dan penyebab Yang Maha Kuasa dari mana munculnya, asal mula dan lain-lain, yaitu : Pemeliharaan dan Peleburan dari dunia ini.
Brahman bisa berwujud dan tidak berwujud. Yang berwujud disebut dengan Saguna atau Sakara, bisa juga disebut Personal God. Sedangkan Brahman tanpa wujud (abstrak,kekal abadi) kita kenal dengan nama Nirguna atau Nirkara.
         Brahman yang satu disebutkan dlm berbagai nama,rupa dan wujud yang dapat dibedakan menjadi 5 (lima) eksistensi Brahman, meliputi :
            1.      Paranama Brahman, dalam bentuk yang abstrak (impersonal).
            2.      Vyuhanama Brahman, yang dapat dilihat oleh dewa tertentu.
            3.      Archanama Brahman (yang diarcakan).
            4.      Attaratman Brahman (yang ada pada setiap mahluk).
            5.      Vibhawanama Brahman (yang berwujud, dengan 3 (tiga) penggambaran.
            3 ( tiga ) penggambaran tentang Brahman, bisa kita lihat sebagai berikut :
            a.      UNANTHROPOMORPHES, yaitu : Brahman dalam wujud tidak sebagai manusia,melainkan sebagai bintang atau tumbuhan saja. Seperti Garutman / Garuda dan Soma.
            b.      SEMI ANTHROPOMORPHES, yaitu : Brahman dalam wujud setengah manusia dan setengah binatang, seperti : Ganesha ( manusaia berkepala gajah ), Hayagriwa ( manusia berkepala kuda ) dan Narasimha ( manusia berkepala singa ).
            c.      ANTHROPOMORPHES, yaitu : Brahman dalam wujud seperti manusia. Misalnya : Rama, Krisna, manusia bermata seribu, manusia bertangan empat dan manusia bermata empat.
                              Jadi Brahman bisa berwujud ( Personal God ) dan juga tidak berwujud ( Impersonal God ). Tuhan hanya satu dengan berbagai sebutan. Brahman ada dimana – mana, dalam api, air, meresapi alam semesta. Dan Brahman adalah Yang Maha Mengetahui.

Minggu, 25 Agustus 2013

#Pemenang vs Pecundang#

#Pemenang vs Pecundang#
Visi…
Pemenang yakin dirinya pasti sukses,
Pecundang bahkan tidak berani bermimpi dirinya bisa sukses.
1
Ketika menghadapi tantangan…
Pemenang menghadapinya dengan antusias,
Pecundang mundur sebelum bertanding.
Saat menghadapi kesulitan…
Pemenang: “Ini adalah proses menuju sukses..Maju terus!”
Pecundang:“It’s not work. Sia-sia saja usahaku. Capek ah. Nyerah aja “
Bila jatuh…
Pemenang berdiri lagi
Pecundang:”Ngapain bangun lagi, ntar jatuh lagi. Enak duduk aja.”
Menyerah itu..
Pemenang: “Tidak ada dalam kamus hidupku. Never Give Up!”
Pecundang: “Biasa aja.. Aku sering kok”
Di kala kegagalan menghampiri..
Pemenang bangkit lagi, mencari penyebab kegagalannya dan memperbaiki.
Pecundang tenggelam dalam kegagalannya, stress dan akhirnya masuk RSJ
Ketika melihat orang lain sukses…
Pemenang: “Hebat! Aku mau belajar solusi sukses dari dia”
Pecundang:”Ah, baru segitu! Paling-paling juga korupsi. Eh? Pasti babi ngepet”
Cara memandang diri sendiri…
Pemenang:”Aku manusia biasa yang punya kelemahan dan kelebihan. Aku akan berusahamenutupi kelemahanku dan meningkatkan kelebihanku”
Pecundang:”Aku kurang ganteng, kurang kaya, kurang pintar, kurang….”
1
Dunia itu…
Pemenang:”Bisa menjadi surga atau neraka, tergantung apa yang kita lakukan”
Pecundang:”Tidak adil, gelap,…bla bla bla”
Dalam memandang persoalan…
Pemenang lebih fokus ke sisi positif nya tanpa mengabaikan sisi negatif.
Pecundang memandang segalanya serba negatif.
Sukses itu milik…
Pemenang:”Semua orang. Hanya tergantung orangnya berani menggapai sukses atau tidak”
Pecundang:”Milik anak konglomerat, keturunan bangsawan, koruptor,…Kalo saya manabisa. Kan saya kurang cerdas, bapak saya bukan konglomerat,bla..bla..bla..”
Saat di kritik…
Pemenang menutup telinga terhadap kritik yang melecehkan dan menerima kritik yang membangun untuk mengevaluasi diri
Pecundang memelototi orang yang mengkritiknya sambil mengacungkan tangan...
Untuk mencapai sukses…
Pemenang mengandalkan usaha nya.
Pecundang menunggu keberuntungan.
Belajar itu…
Pemenang:”Wajib dilakukan sepanjang hidup. Tidak boleh berhenti belajar.”
Pecundang:”Gak penting banget. Emangnya anak sekolahan. Enakan juga tidur”
Ketika waktu terus berlalu…
Pemenang menemukan solusi sukses nya dan terus mengalami kemajuan dari waktu ke waktu
Pecundang tidak bertambah pengetahuan dan pencapaiannya, malah merasa senior dan sibuk membanggakan kalau dia sudah banyak makan asam garam.
Dan pada akhirnya…
Pemenang berdiri dengan bangganya di puncak kesuksesan.
Pecundang menonton dari bawah, dengan penuh iri hati lalu mengumpat, menjelek-jelekan si pemenang, berprasangka buruk, mengeluh, dan sibuk membuat pembenaran untuk diri sendiri.

Senin, 19 Agustus 2013

Alam Semesta



Pustaka Hindu kuno,  memperkirakan Hari Brahma, jangka hidup dari alam semesta kita, menjadi 4.32 milyar tahun. Angka ini dekat dengan perkiraan para astronom kita,  yang menghitungnya menjadi sekitar 4.6 milyar tahun.”
Dr. Carl Sagan ahli astronomi AS terkenal, di dalam bukunya, Cosmos (1980) menjelaskan: “Agama Hindu   adalah satu-satunya agama besar dunia yang mengatakan bahwa Alam Semesta mengalami kelahiran dan kematian tak terukur, tak terbatas. Ia  adalah satu-satunya agama di  mana skala waktunya sesuai dengan skala waktu kosmologi ilmiah modern. Siklusnya berjalan dari hari siang dan malam biasa kita ke suatu siang dan malam Brahma, 8.64 milyar tahun panjangnya. Lebih panjang dibanding usia Bumi atau Matahari dan sekitar separuh waktu sejak Dentuman Besar (Big Bang). Dan masih ada banyak skala waktu yang lebih panjang.”
Suatu ketika Dr. Carl Sagan, melakukan show di sebuah TV di Amerika. Dengan bantuan animasi dan simulasi komputer, Mr. Sagan mempresentasikan semua teori yang dikemukakan oleh Para ahli fisika astronomi saat ini. Dijelaskannya tentang panjang gelombang cahaya galaxy yang terus bertambah, alam semesta mengembang, teori Big Bang, efek Dopler, dan sebagainya. Para pemirsa terkejut, ketika menjelang akhir acaranya Mr. Sagan terlihat berada di India, berdiri di depan sebuah Temple Krishna yang telah berusia ribuan tahun. Mr. Sagan berkata “Para ilmuwan menemukan semua teori yang telah saya paparkan tadi tahun-tahun akhir ini saja, sedangkan di sini, di India, orang sudah mengetahui informasi itu sejak ribuan tahun yang lalu, dari kitab-kitab Weda…” (Danavir Gosvarni, 2002).
Ketika aku membaca Bhagavad-Gita dan merenung tentang bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta ini yang lainnya nampak begitu tidak bermakna.”
“Kita berhutang   banyak kepada orang India yang mengajarkan kita bagaimana   menghitung, tanpa itu penemuan yang bermanfaat ilmiah tidak mungkin dilakukan.” ~ Albert Einstein
“Setelah perbincangan tentang Filosofi India, beberapa ide mengenai Fisika Quantum yang tampaknya gila tiba-tiba menjadi lebih masuk akal.” ~ W. Heisenberg (Ahli fisika Jerman, 1901-1976)
“Vedanta dan Sankhya memegang kunci proses hukum-hukum pikiran yang berhubungan dengan Bidang Quantum. Seperti operasi dan distribusi partikel-partikel pada level atom dan molekul.” ~ Prof. Brian David Josephson (1940 – ) Ahli Fisika Wales, penerima Nobel termuda
Sumber : A Tribute to Hinduism
——————————————————-
Semua kitab-kitab Veda menggunakan bahasa yang Ilmiah. Kenapa disebut bahasa yang ilmiah? Veda menggunakan bahasa Sansekerta. Menurut penelitian NASA (Badan Antariksa Amerika) dalam majalah AI (Artificial Intelligence) yang diterbitkan pada musim semi 1985 hasil penelitian Rick Briggs, Bahasa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang bisa diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa pemrograman komputer.
Ilmuwan NASA telah membuktikan bahwa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang dapat mengekspresikan setiap kondisi yang ada di alam semesta dengan jelas. Dengan struktur bahasa yang sempurna, Bahasa Sansekerta dapat dan telah digunakan sebagai Bahasa Kecerdasan Buatan, Artificial Intelligence.
“Seperti yang akan kita lihat, ada bahasa yang digunakan di kalangan komunitas ilmiah kuno yang memiliki penyimpangan nol. Bahasa ini adalah bahasa Sansekerta. ” ~ Rick Briggs (NASA)
——————————————————-
Berikut ini adalah beberapa diantara banyak bukti adanya sains dan ilmu pengetahuan yang terdapat di Kitab-Kitab Agama Hindu yaitu Veda.
ALAM SEMESTA
Tuhan Yang maha Esa dan Maha Besar adalah Brahman, Dewa Wisnu adalah personifikasi Brahman tertinggi.
http://agamahindu9.files.wordpress.com/2012/05/alam-semesta-kitab-suci-weda.jpg?w=540
Ilustrasi : Setiap satu alam semesta yang berbentuk bulat telur,
terdiri dari banyak Galaksi, satu Dewa Brahma.
Kāranodakaśāyi Vishnu (Mahā Vishnu): Wisnu yang berbaring dalam lautan penyebab dan Beliau menghembuskan banyak alam semesta. Lautan penyebab (Causal Ocean / Lautan Energi) adalah energi eksternal Tuhan. Sesuai dengan teori fisika terkini dimana energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Jadi dari setiap “pori-pori” Kāranodakaśāyi Visnu muncullah Garbhodakaśāyī Visnu yang memunculkan sebuah alam semesta. Dari 1 “pori-pori” memunculkan 1 alam semesta yang terdiri dari jutaan galaksi. Garbhodakaśāyī Visnu dan Dewa Brahma ada di tiap-tiap alam semesta.
Brahma Samhita Sloka 13
Benih-benih transendental (anti materi) Sankarsana muncul dari “pori-pori kulit” Maha Visnu dalam bentuk telur emas yang tak terhitung jumlahnya sambil maha-Visnu “berbaring” di lautan penyebab, semua telur tersebut tetap tertutupi oleh unsur material besar.
Secara Ilmiah munculnya alam semesta dari “pori-pori Tuhan” dalam wujud Kāranodakaśāyi Visnu ini merupakan area tempat terjadinya perubahan dari Energi menjadi Materi (penciptaan alam semesta materi), yang merupakan kebalikan dari Pralaya dimana materi berubah menjadi energi (peleburan).
Itulah maka Veda tidak menggunakan istilah kiamat tetapi peleburan, karena semata-mata hanyalah peleburan dari materi menjadi energi (“tenaga”). Ada beberapa tahap Pralaya yang skala waktunya mulai 4,3 milyar tahun (1 hari siang Brahma) sampai 311 triliun tahun bumi (akhir hidup Dewa Brahma). Alam semesta ini sedang berada di tahun ke – 51 Brahma atau 155 triliun tahun Bumi setelah Brahma lahir. Setelah Brahma melewati usia ke – 100, siklus baru dimulai lagi, segala ciptaan yang sudah dimusnahkan diciptakan kembali, begitu seterusnya.
Bhagavad-gita 9.7
Wahai putera Kunti, pada akhir jaman, semua manifestasi material masuk ke dalam tenaga-Ku, dan pada awal jaman lain, Aku menciptakannya sekali lagi dengan kekuatan-Ku.
Bhagavad-gita 9.8
Seluruh susunan alam semesta di bawah-Ku. Atas kehendak-Ku alam semesta dengan sendirinya diwujudkan berulang kali. Atas kehendak-Ku akhirnya alam semesta dileburkan.
Bhagavad-gita 9.10
Alam material ini, salah satu di antara tenaga-tenaga-Ku, bekerja di bawah perintah-Ku, dan menghasilkan semua makhluk baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, wahai putera Kunti. Di bawah hukum-hukum alam material, manifestasi ini diciptakan dan dilebur berulang kali.
Śrīmad Bhāgavatam 5.18.31
Ya Tuhan, manifestasi kosmik yang terlihat ini adalah demonstrasi energi kreatif Anda sendiri. Karena bentuk-bentuk yang tak terhitung jumlahnya dalam bentuk manifestasi kosmik hanyalah sebuah layar energi eksternal Anda semata..
Dalam kitab Purana dan Upanisad digambarkan bahwa alam semesta terbentuk secara bertahap dan berevolusi. Penciptaan alam semesta dalam kitab Upanisad diuraikan seperti laba-laba memintal benangnya tahap demi tahap.
——————————————————-
“Akhirnya kita sampai pada kesimpulan bahwa alam semesta ini menyerupai sebutir telur akan tetapi informasi ini telah terdapat pada literature Hindu.”

(Alan Kogut, NASA)
——————————————————-
FISIKA, PLANET, MATAHARI, GALAKSI
Rgveda II.72.4
“Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari”.
Artinya : Dari aditi (materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi). Ternyata teori yang mencengangkan ini telah tersurat di Veda. E = m.c2 Albert Einstein ternyata bukan hal yang baru dalam ilmu pengetahuan Veda.
Rgveda II,11.20
“Avartayat suryo na cakram”
Matahari berputar seperti sebuah roda pada sumbunya.
Atharwa Weda XII.1.37
“Ya apa sarpam vijamana vimrgvari”
Artinya: Bumi bergerak berotasi dan bertranslasi
Yajur Weda III.6
“Ayam gauh prsnir akramid,asadan mataram purah,pitaram caprayam svah”
Artinya: Bumi yang berbintik-bintik ini ada dan berputar dilangit seperti seorang ibu, ia berjalan mengelilingi matahari sebagai seorang ayah.
Dari sloka tersebut terlihat bahwa selain berotasi atau berputar pada porosnya, bumi juga berevolusi mengelilingi matahari, dari pernyataan ini sangat erat dengan teori heliosentris yang menyatakan bahwa pusat alam semesta adalah matahari. Dan diperjelas lagi oleh kitab Atharwa Weda mengenai pergerakan Bumi. Dalam kitab ini pun juga menjelaskan bahwa bagaimana bumi dapat bertahan di dalam angkasa raya karena gaya tarik-menarik yang lebih superior, ini dalam ilmu fisika telah dijelaskan oleh Newton melalui teori Gravitasi yang sudah dipaparkan di atas.
Atharvaveda XIX.7.1
“Citrani sakam divi rocanani sarisrpani bhuvane javani
Semua konstelasi perbintangan yang bercahya ini berputar sangat kencang.
Atharwa Weda VI.106.3
“Suryasya rasmasyah para patanti asumat”
Artinya sinar matahari terpancar dengan dengan kecepatan sangat tinggi. Penjelasan : kecepatan cahaya matahari adalah 2,99793 x 108 m/ det.
Yajurveda IX :3
“Apam rasam udvayasam surye santam samahitam, apam rasasya yo rasah”
Artinya: intisari yang paling halus yang membentuk air ada di matahari. Penjelasan : Matahari sesungguhnya adalah bola gas yang berpijar, dengan komponen utama gas hindrogen dan helium. Hidrogen (H2) dapat bereaksi dengan oksigen (O2) menghasilkan air (H2O). Reaksinya 2H2(g) + O2 (g)a 2 H2O(l).
Atharvaveda XIV.1.2
“Somena aditya balinah”
Artinya, matahari menghasilkan energi dari soma ( hiderogen). Penjelasan : Di Matahari secara terus menerus terjadi reaksi fusi ( penggabungan) inti-inti atom hydrogen menjadi inti atom helium. Reaksi tersebut disertai dengan pelepasan energi yang sangat besar.
Yajurveda XVIII.40
“Susunah suryarasmis candrama-gandharvah”
Artinya sinar matahari yang disebut susumna, menerangi bulan.
Regveda II.27.4
“Dharayanta adityaso jagat stha”
Sinar matahari menopang seluruh alam semesta. Penjelasan : Sinar matahari menopang melalui energi radiasi yang dikandungnya. Sebagai contoh , Bumi menerima supply energi dari matahari sebesar 1,73 x 1017 joule per detik. Energi sebesar itu hanya seperlima puluh milyar dari seluruh energi yang dipancarkan matahari. Mengingat demikian pentingnya energi matahari , maka matahari disebut sebagai sumber energi pertama dan utama bagi kehidupan di Bumi.
Rig Veda [1.103.2], [1.115.4] dan [5.81.2]: Efek Gravitasi matahari membuat bumi stabil.
Rig Veda [10.189.1]: Bulan ini, menjadi satelit bumi, berputar di planet Ibunya (Bumi) dan mengikutinya ber-revolusinya mengitari Matahari, ayah planet yang bercahaya sendiri.
Rig Veda [1.169.9], [1.190.7]: Bumi berputar dan mengitari Matahari seperti anak sapi mengikuti Induknya.
Rig Veda [1.164.2]: Garis edar bulat lonjong yang dilalui oleh benda angkasa adalah kekal dan tidak berkurang
Rig Veda [1.164.29]: perputaran bumi tidak berkurang dan bumi terus berputar pada sumbunya
Sama Veda [121]: Matahari tidak pernah terbenam ataupun terbit karena bumi yang berotasi
Rig VedaXXX. IV. V : Bentuk Bumi adalah seperti oblate spheroid (bulat pepat).
Markandeya Purana 54,12 : Bumi diratakan/dimampatkan di kutub (bulat pepat).
Brahmana Aitareya (3.44) : “Matahari tidak pernah tenggelam ataupun terbit. Ketika orang berpikir Matahari tenggelam tapi tidaklah demikian. Setelah tiba di penghujung hari, matahari membuat dirinya menghasilkan dua efek yang berlawanan, menghasilkan malam hari untuk apa yang di belahan bawah dan siang hari di belahan lainnya. Setelah sampai di penghujung malam, matahari membuat dirinya menghasilkan dua efek yang berlawanan, menghasilkan siang hari di belahan bawah dan malam hari di belahan lainnya. Pada kenyataannya, Matahari tidak pernah tenggelam.”
Shrimad Bhagwatam : “Setelah pembentukan planet bumi, Brahma menciptakan atmosfer dalam tujuh kelompok, dari formasi tersebut lautan menjadi ada, dan bentuk kehidupan pertama muncul di planet Bumi. Atmosfer diciptkan untuk melindungi kulit Bumi”
Rig Veda 10.149.1 : “Matahari mengikat Bumi dan planet-planet lain melalui daya tarik dan menggerakkan di sekitar dirinya bagaikan seorang pelatih memegang kendali kuda dan bergerak mengelilinginya.” (Gravitasi)
Shrimad Bhagwatam 5.23.5 :Bentuk dari çiçumära memiliki kepala ke bawah dan melingkar tubuhnya. Di ujung ekornya adalah planet dari Dhruva, pada tubuh ekornya adalah planet-planet dari Prajapati dewa, Agni, Indra dan Dharma, dan di dasar ekornya adalah planet-planet dari Dhätä demigods dan Vidhätä. Dimana pinggul mungkin pada çiçumära adalah tujuh orang bijak suci seperti Vasiñöha dan Aìgirä. Tubuh melingkar dari Çiçumära-cakra berubah ke arah sisi kanan, di mana empat belas rasi bintang dari Abhijit untuk Punarvasu berada. Pada sisi kiri adalah empat belas bintang dari Punya untuk Uttaräñäòhä. Jadi tubuhnya yang seimbang karena sisi-sisinya ditempati oleh jumlah yang sama bintang. Di belakang çiçumära adalah kelompok bintang yang dikenal sebagai Ajavéthé, dan di perut adalah seperti sungai Gangga yang mengalir di langit (Milky Way) [Galaksi Bima Sakti].
——————————————————-
KIMIA, BIOLOGI
Atharvaveda III.13.5
“Agnisomau bibhrati apa it tah”
Air terbentuk dari Agni ( oksigen ) dan soma ( hidrogen)
Rgveda VIII. 72.16
“Adhuksat pipyusim isam urjam, suryasya sapta rasmibhih”
Tumbuh-tumbuhan memperoleh energi dari cahaya matahari. Penjelasan : Tumbuhan dapat mengubah air dan gas karbondioksida menjadi gula dan gas oksigen dengan adanya zat hijau daun (klorofil) dan bantuan sinar matahari ( sinar biru dan sinar merah). Hal tersebut terjadi melalui proses fotosintesis.
Samaveda 1824
“Tam it samanam vaninas ca virudho-antarvatis ca suvate ca vivaha”
Tumbuh-tumbuhan memancarkan udara vital yang dinamakan samana ( oksigen) secara teratur. Penjelasannya : Oksigen (O2) merupakan hasil samping reaksi fotosintesis yang sangat bermanfaat bagi kehidupan, termasuk untuk pernafasan.
Atharvaveda VIII.7.10
“Ugra ya visa-dhusanih osadhih”
Tumbuh-tumbuhan menghancurkan pengaruh atmosfir yang beracun.
Yajuveda :6.22
“Ma po mo sadhir himsih”
Jangan mencemari air dan jangan menebang pohon.
Yajurveda V.43
“Dyam ma lekhir,anariksam ma himsih”
Jangan mengganggu langit dan mencemari atmosfir.
——————————————————-
ILMU PENGOBATAN – AYUR VEDIC
Pada halaman 360-70 dari buku World Vedic Heritage, Mr. Oak menyajikan sebuah daftar perbandingan kata-kata antara bahasa Inggris dan Sanskrit. Ini memperlihatkan seberapa banyak kebudayaan barat berasal dari pengetahuan Vedic/Sanskrit di bidang pengobatan begitu juga berapa banyak kata-kata Sanskrit telah diambil ke dalam bahasa Inggris.
English ================> Sanskrit
fever =================> jwar, kemudian menjadi jever, kemudian fever
entrails ================> antral
nasal or nose ============> naas
herpes ================> serpes
gland ==================> granthi
drip, drop, drops ==========> drups
hydrocephalus ============> andra-kapaalas (otak/kepala ber-uap air)
hiccups ================> hicca
muscle =================> mausal (gemuk)
malign, malignant =========> mallen
osteomalacia ============> asthi-malashay (kontaminasi tulang)
dyspepsia ==============> dush-pachanashay (pencernaan tidak baik)
surgeon ================> salya-jan (pemakaian peralatan tajam)
fertility ================> falati-lti (menghasilkan buah)
anesthesia ==============> anasthashayee (terbaring tidak sadarkan diri)
homeopathy =============> Samaeo-pathy (treatment parallel terhadap symptom)
allopathy ===============> alag-pathy (treatment yang berbeda dengan symptom)
Dalam buku World Vedic Heritage karya Mr. P.N. Oak menjelaskan : “Apabila kita menyimak lebih dekat tentang terminologi-terminologi allopathi, apakah itu jenis-jenis penyakit, organ-organ fisik, symptom, rehabilitasi, atau peralatannya ternyata bahwa semua itu didasarkan kepada Ayurveda karena semasa dunia masih bersatu di bawah naungan Administrasi Veda hanya ada Ayurveda yang merupakan satu-satunya sistem pengobatan yang dipakai di seluruh dunia.
——————————————————-
MATEMATIKA
Asal angka adalah dari India. angka telah digunakan oleh orang India didalam acuan Matematika mereka pada abad ke-VI. Sistem nomor ini menyebar dari India ke Arab dan dari sana menyebar ke Eropa pada abad ke-XII.
Penemuan sistem angka yang modern memiliki nomor berkisar antara 1-9, dan konsep nol (angka nol) telah diakreditasikan terhadap India, simbol 0 berasal dari India. Angka ini telah digunakan dalam astronomi Hindu dan acuan Matematika seperti “Bhakhsali” (300 Masehi), “AryaBhata” (500 M) dan “Panch Sidhantica” (600 M).
Istilah sinus berasal dari India. Dipopulerkan oleh matematikawan dan astronom Aryabhata yang berarti setengah nada, ”ardha-jya” sebelum terus diubah sampai Gerard dari Cremona yang mengalihbahasakan Almagest (ingat: Ptolemy) pada penghujung abad 12, mengganti kata di atas ke dalam bahasa Latin yang artinya lebih-kurang sama, yaitu sinus. Dan adalah Aryabhatta  yang menghitung “phi” sebesar 3,1416. Banyak metode matematika tersebut bertebaran di dalam naskah-naskah seperti Shatapatha Brahmana, Baudhayanasutra, dll.
Sebagaimana dilaporkan dalam Indian Studies in Honor of Charles Rockwell (Harvad University Press, Cambridge, MA Edited by W.E. Clark, 1929), Sebokht menulis bahwa penemuan-penemuan bangsa India dalam bidang astronomi lebih jenius dibandingkan dengan bangsa Yunani atau Babylonia, dan sistem angka (decimal) mereka lebih unggul. (N.S. Rajaram, p.157, 1995)
Penemu pertama Calculus modern adalah orang India bernama Bhaskaracarya, dimana orang-orang mengira itu merupakan kontribusi dari Newton atau Liebnitz. Penggunaan aljabar, trigonometri, kwadrat dan akar pangkat tiga juga pertama kali dimulai di India.
Aryabhatta (497 A.D.) yang menghitung “phi” sebesar 3,1416. Banyak metode matematika tersebut bertebaran di dalam naskah-naskah seperti Shatapatha Brahmana, Baudhayanasutra, dll.
Prof. R.G. Rawlinson menyatakan, “Hampir semua teori, kepercayaan, filsafat, dan matematika, yang diajarkan oleh Pythagoras sudah dikenal di India pada abad keenam B.C”.
Demikianlah sebagian kecil hal yang diungkapkan di dalam kitab suci Weda yang ilmiah, Kitab Suci Agama Hindu yang menjabarkan sains atau ilmu pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan modern saat ini.
___
http://agamahindu9.files.wordpress.com/2012/05/paramatma-in-atom.jpg?w=540