Sapta Rsi Penerima Wahyu Veda
Sepintas telah dijelaskan tentang para Rsi
menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang kemudian terhimpun dalam kitab suci
Veda. Dalam agama Hindu orang-orang suci penerima wahyu disebut Rsi, kata ini
berarti yang memandang, melihat atau yang memperoleh wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam perkembanganya kita jumpai berbagai sebutan terhadap orang-orang suci
antara lain : Muni, Sadhu, Swami, Yogi, Sannyasi, Acarya, Upadhyaya dan
lain-lain dan di Indonesia pada jaman dahulu kita mengenal istilah Mpu atau
Bhujangga, kini para Pandita dari golongan Vaisnava di Bali disebut pula dengan
Rsi. Untuk membedakan Rsi penerima wahyu Veda dengan Rsi para pandita dewasa
ini, maka untuk yang pertama disebut Maharsi. Maharsi ini dapat disebut sebagai
nabi bagi umat Hindu dan jumlahnya tidaklah seorang, melainkan cukup banyak.
Seorang Maharsi adalah tokoh pemikir dan pemimpin
agama, ia juga seorang ”Jnanin”, filosuf dan pejuang dalam bidang agama. Ia
adalah penyebar ajaran agama dan sekaligus moralis, pendeknya guru dengan
berbagai sifat istimewanya yang serba mulia. Ia rendah hati dan tahan uji, ia
memiliki pandangan yang luas dan mampu menatap masa depan, mampu mengendalikan
indrianya, suka melakukan tapa, brata, yoga, samadhi, karena itu ia senantiasa
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai pemimpin agama ia adalah
pengayom yang memberikan keteduhan dan kesejukan kepada siapa saja yang datang
untuk memohon bimbingannya.
Dengan sifat-sifat tersebut di atas, seorang Rsi
adalah seorang rohaniawan, agamawan dan sekaligus seorang pemimpin. Di dalam
kitab-kitab Purana kita jumpai pengelompokkan Rsi ke dalam 3 katagori, yaitu :
- DevaRsi,
- BrahmaRsi,
- RajaRsi.
Dengan adanya Rsi ke dalam tiga kelompok itu,
secara tidak langsung kita mengetahui bahwa tidak semua Rsi berstatus sebagai
”penerima wahyu”. Pengertian Rsi pada mulanya dipergunakan secara tradisional
yang dianggap mampu membongkar rahasia Veda. Keterangan ini dapat kita jumpai
dalam kitab Nirukta II.11, salah satu kitab Vedangga, yang menyatakan : ”Bahwa
para Rsi ialah mereka yang memperoleh mantra (rsayah mantradrastarah)”, sebagai
telah kami kutipkan pada awal dari uraian tentang Veda sebagai wahyu Tuhan Yang
Maha Esa. Jadi Rsi itu ada kaitannya dengan penerimaan mantra, hal ini semakin
jelas bila kita membaca seuah Sukta (hymne) dalam Veda yang menyebutkan : Rsi,
Devata dan Chanda, sebagai contoha dalah sukta pertama (Pratamasukta) dari Rg
Veda yang terdiri dari Rsi : Vaisvamitra dan Madhucchanda, devata : Agni dan
Chanda : Gayatri. Pengakuan tentang adanya banyak Rsi atau nabi, bukanlah
monopoli agama Hindu. Di dalam Al Qur’an pun diakui bahwa jauh sebelum nabi
Muhammad, telah dikenal sejumlah nabi. Kita tidak mempersoalkan mengapa
demikian banyaknya Rsi dalam Hindu, karena pada hakekatnya Tuhan Yang Maha Esa
menggunakan banyak media untuk menyampaikan ajaran suciNya kepada umat manusia.
Hindu berpandangan justru dengan banyaknya Rsi itu umat mendapatkan teladan,
figur dan penampilannya menjadi panutan, wejangan-wejangannya memberikan
kesejukan hati dan kebahagiaan yang tiada taranya, misalnya karya Maharsi Vyasa
yang memadukan unsur sejarah dan mitologi dalam karya besarnya Mahabharata dan
kitab-kitab Purana senantiasa dinikmati oleh mereka y ang kehausan untuk
mereguk amrta suci ajarannya.
Disamping pengelompokan ke dalam 3 katagori
tersebut di atas, kitab Matsya Purana dan Brahmanda Purana menyebutkan 5
kelompok Rsi, sebagai berikut :
- BrahmaRsi,
- SatyaRsi,
- DevaRsi,
- SrutaRsi,
- RajaRsi.
Pengelompokkan ini merupakan penyempurnaan
pengelompokan sebelumnya dengan menambahkan 2 kelompok baru, yaitu SatyaRsi dan
SrutaRsi. Dari istilah-istilah ini dapat dipahami bahwa nama-nama kelompok ini
hanya bersifat relatif fungsional dihubungkan dengan fungsi dan sifat yang khas
dari seorang Rsi.
Selanjutnya perlu kita tinjau lebih jauh kaitan
seorang Rsi dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Seorang Rsi sebagai
Brahmana, sebagai guru dan sebagai Bhatara (yang memberikan perlindungan). Kata
Brahmana adalah istilah umum yang digunakan dalam Veda sebagai gelar untuk
menamakan fungsi seseorang sebagai pemimpin upacara agama. Seorang Rsi karena
pengetahuannya dapat berfungsi sebagai pemimpin dalam melaksanakan upacara
agama, karena itu ia adalah seorang Brahmana. Demikian pula karena memiliki
kemampuan untuk mengajarkan dalam rangka penyebar luasan ajaran Veda dan
Dharma, maka secara fungsional ia adalah seorang guru. Did alam
Manavadharmasastra disebutkan adanya beberapa jenis guru, demikian pula halnya
dengan Brahmana. Seorang guru disebut Acarya, Mahcarya atau Upadhyaya, tetapi
guru ini belum tentu seorang Rsi. Seorang disebut Acarya bila ia telah
menguasai seluruh isi Veda, termasuk Itihasi, Purana, Vedangga, dan kitab-kitab
susastra Hindu yang lain. Sebaliknya seorang Upadhyaya, hanya dianggap cukup
bila ia menguasai Vedangga. Selanjutnya seorang Rsi sebagai Bhatara (pelindung)
sekaligus seorang pemimpin baik dalam bidang kerohanian, politik dan
pemerintahan dan bahkan menjadi panglima perang sebagai contoh adalah Rsi
Bhisma, Drona dan sebagainya, di Bali pada masa pemerintahan Dharma Udayana
Varmadeva, juga seorang Rsi atau Mpu, yakni Mpu Rajakrta menjabat Senapati
Kuturan dan kemudian nama ini populer menjadi Mpu Kuturan yang merintis
Kahyangan Tiga dengan desa Pakraman di daerahini. Seorang BrahmaRsi menurut kitab
Brahmanda Purana tugasnya mempelajari dan mengajarkan Veda, jadi fungsinya
sebagai pandita. Adapun seorang yang dinyatakan sebagai SatyaRsi adalah gelar
para Rsi yang mempunyai asal-usul langsung dari Tuhan Yang Maha Esa pada
permulaan penciptaan dunia ini. Beliau pula yang mula-mula disebut sebagai
Bhatara, misalnya Bhatara Manu dan lain-lain. Kelompok DevaRsi dikenal pula
dengan nama Prajapati. Di dalam kitab brahmanda Purana disebutkan adanya 9
Prajapati, yaitu : Marici, Bhrgu, Angira, Pulastya, Pulaha, Kratu, Daksa, Atri
dan Vasistha. Di antara 9 Prajapati itu ada pula yang disebut-sebut namanya
dalam kitab Rg Veda, sebagai Rsi yang dikaitkan dengan mantra-mantra dalam
kitab suci ini. Adapun 4 kelompok lainnya (Brahma, Satya, Sruta dan RajaRsi)
did alam Brahmanda Purana masing-masing disebutkan berturut-turut : Sonaka,
Sananda, Sanatana dan Sanatkumara.
Disamping nama-nama yang telah disebutkan di
atas, terdapat pula keterangan lain yang menyebutkan kelompok ”Sapta Rsi”
penerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang terhimpun dalam Veda. Menurut
kitab-kitab Purana maupun Manavadharmasastra, nama-nama SaptaRsi dikaitkan
dengan jangka waktu tertentu. Satu jangka waktu atau Yuga manusia dibimbing
oleh adanya SaptaRsi disamping Rsi-Rsi lainnya. SaptaRsi atau Sapta Maharsi ini
merupakan pengembala utama umat manusia dan penerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun SaptaRsi dan keluarga (Gotra) dari Sapta (Maha) Rsi, yang paling banyak
disebut adalah : Grtsamada, Visvamitra, Vamadeva, Atri, Bharadvaja, dan Kanva.
Untuk mengenal lebih jauh tentang masing-masing dari para Rsi itu serta
kaitannya dengan turunnya Veda dapat dijelaskan hal-hal penting sebagai berikut
:
- a. Rsi Grtsamada
Maharsi Grtsamada adalah Maharsi yang banyak
dihubungkan dengan turunnya mantra-mantra Veda, terutama Rg Veda mandala II.
Hanya sayangnya sejarah kehidupan Maharsi Grtsamada ini tidak banyak diketahui.
Dari beberapa catatan diketahui bahwa Grtsamada adalah keturunan dari
Sunahotra, keluarga Angira, adapula penjelasan lain yang menyatakan bahwa Grtsamada
adalah keturuna Bhrgu. Dengan demikian sejarahnya tidak diketahui dengan pasti,
sedang di dalam Mahabharata, ia disebutkan keturunan Maharsi Sonaka. Sunahotra
tersebut di atas, dinyatakan sebagai keturunan Bharadvaja.
- b. Rsi Visvamitra
Maharsi Visvamitra adalah Maharsi yang kedua yang
banyak disebut-sebut namanya dan dikaitkan dengan seluruh mandala III Rg Veda.
Kitab mandala III Rg Veda ini terdiri dari 58 Sukta. Setelah diadakan
penelitian, ternyata tidak semua Sukta itu dikaitkan dengan nama Visvamitra
karena diantara mantra-mantra itu ada menyebutkan Maharsi lainnya, seperti
Kusika, Isiratha dan lain-lain. Visvamitra adalah putra Rsi Musika. Apakah
dengan disebutkan beberapa nama itu nama Visvamitra ada kaitannya dengan nama
keluarga atau nama pribadi. Atau apakah ada hubungan darahantara Visvamitra
dengan Isiratha ? Semuanya ini masih memerlukan penelitian. Disamping itu
dijumpai pula nama Rsi Jamadagni sebagai Maharsi yang dikaitkan dengan mandala
III Rg Veda. Keterangan lain tentang Visvamitra, dinyatakan bahwa Visvamitra
bukan seorang Brahmana tetapi seorang Ksatria. Penggolongan status seorang Rsi
dengan Catur Varna itu sesungguhnya tidak begitu menentukan karena bukan
merupakan prasyarat seorang Maharsi.
- c. Rsi Vamadeva
Maharsi Vamadeva banyak dihubungkan dengan
mandala IV kitab Rg Veda. Kurang banyak diketahui tentang riwayat Maharsi ini.
Di dalam kitab-kitab Purana diceritakan bahwa Vamadeva sempat mengadakan dialog
dengan deva Indra dan Aditi, suatu hal yang tidak dapat dibayangkan oleh pikiran
kita, kecuali kita memberikan penafsiran bahwa maksudnya adalah untuk
menjelaskan bahwa Vamadeva memperoleh kesempurnaan selagi beliau masih muda.
Maharsi Vamadeva disebut memberikan petunjuk untuk mencapai kesempurnaan
sejati.
- d. Rsi Atri
Maharsi Atri pada umumnya banyak dikaitkan dengan
turunnya mantra-mantra mandala V Rg Veda. Sayang sekali kita tidak mengenal
banyak tentang Maharsi ini. Di dalam Matsya Purana, nama Atri tidak saja
sebagai nama keluarga, tetapi juga sebagai nama pribadi. Dinyatakan bahwa dalam
keluarga Atri yang tergolong Brahmana dijumpai pula beberapa nama dari keluarga
Atri seperti : Saryana, Udvalaka, Sona, Sukratu, Gauragriva dan lain-lain.
Dalam cerita lainnya dikemukakan pula informasi bahwa Maharsi Atri banyak
dikaitkan dengan keluarga Angira. Bila kita baca dengan teliti Rg Veda mandala
V, tampaknya tidak hanya Maharsi Atri yang menerima wahyu untuk mandala ini,
tetapi juga Druva, Prabhuvasu, Samvarana, Gauraviti, Putra Sakti dan lain-lain.
Apakah nama-nama ini ada kaitannya dengan Maharsi Atri, masih perlu dikaji
kembali. Dikemukakan pula bahwa di antara keluarga Atri, 36 Rsi tergolong
penerima wahyu. Jadi cukup banyak dan karena itu kemungkinan nama-nama itu
adalah keturunan dari Maharsi Atri.
- e. Rsi Bharadvaja
Rsi Bharadvaja adalah Maharsi yang banyak
dikaitkan dengan turunnya mantra-mantra dari Mandala VI, kecuali ada beberapa
saja yang diturunkan melalui Sahotra dan Sarahotra. Adapun nama-nama lain,
seperti Nara, Gargajisva adalah nama Rsi penerima wahyu dari keluarga Bharadvaja.
Did alam kitab-kitab Purana dijelaskan bahwa Bharadvaja adalah putra
Brihaspati, cerita ini belum dapat dipastikan kebenarannya karena disamping
keterangan lain yang mengatakan bahwa Samyu dengan Bharadvaja masih dalam satu
keluarga. Kitab-kitab Purana tidak banyak memberikan penjelasan.
- f. Rsi Vasistha
Nama Vasistha sering digunakan sebagai nama
keluarga kadang kala sebagai nama pribadi. Rsi Vasistha banyak dikaitkan dengan
turunnya mantra-mantra mandala VII Rg Veda. Salah seorang keturunan Rsi Vasistha
adalah Rsi Sakti yang juga terkenal sebagai penerima wahyu. Tentang keluarga
Vasistha ini tidak banyak kita kenal. Di dalam kitab Mahabharata nama Vasistha
disamakan dengan Visvamitra. Di dalam kitab Matsya Purana, dinyatakan bahwa Rsi
Vasistha mengawini Arundhati, saudara perempuan Devarsi Narada. Dari padanya
lahir seorang putra bernama Sakti.
- g. Rsi Kanwa
Maharsi Kanwa merupakan Maharsi penerima wahyu
dan banyak dikaitkan dengan mandala III Rg Veda. Mandala ini isinya
bermacam-macam Sukta. Kanva adalah nama pribadi dan juga nama keluarga. Mandala
VIII dinyatakan diterima oleh keluarga Sakuntala. Disamping Rsi Kanva terdapat
pula nama-nama Rsi lainnya seperti Kasyapa, putra Marici. Maharsi Kanva
mempunyai putra bernama Praskanva. Nama-nama Rsi yang lain yang juga dapat
dijumpai dalam mandala VIII adalah: Gosukti, Asvasukti, Pustigu, Bhrgu, Manu,
Vaivasvata, Niopatithi dan sebagainya. Adapun mandala IX dan X Rg Veda
merupakan mandala yang paling lengkap. Mandala ini memuat pokok-pokok ajaran
agama Hindu yang sangat penting dan sangat bermanfaat untuk diketahui.
Disamping nama-nama Rsi sebagai telah dikemukakan diatas, tampaknya penggunaan
Rsi itu telah cukup merasuk sampai ke Bali. Dalam mempelajari perkembangan
agama Hindu didaerah ini, kita jumpai pula tokoh-tokoh yang juga disebut
Saptarsi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan agama Hindu. Apakah ini
suatu kebetulan atau memang secara konsepsional diprogramkan kini kita warisi
adanya PancaRsi seperti : Mpu Agnijaya, Mpu Kuturan, Mpu Sumeru, Mpugana dan
Mpu Bharadah.
Siapakah yang memberi nama Hindu pada Sanathana Dharma….? Para pedagang dan tentara Arab dan Iran/Persia yang mendarat di daerah Shindu (Pakistan sekarang), saat menyerbu India untuk menyebarkan Islam, mereka melihat penduduk di sana yang melakukan kegiatan spritual (ritual) yang berbeda dengan yang mereka miliki, karena mereka tidak tahu nama dari agama penduduk setempat, maka mereka memanggil masyarakat tersebut sesuai nama daerah/domisilinya yaitu sebagai Orang Shindu, karena lidah mereka sulit menyebut Shindu, maka kedengarannya Hindu…. sehingga penganut Sanathana Dharma kemudian dikenal dengan Agama Hindu.
Apakah Agama Hindu Agama Wahyu….? Ya…
Dimanakah Wahyu itu dimuat..? Dalam Kitab Suci WEDA
Siapakah Penerima Wahyu dalam WEDA….? Penerima Wahyu Veda adalah: Sapta Maharsi yaitu Tujuh orang Maharsi yang menerima Vahyu Veda antara lain: Rsi Grstsamada, Rsi Wiswamitra, Rsi Wamadewa, Rsi Atri, Rsi Bharadwaja, Rsi Wasista dan Rsi Kanwa.
Apakah arti WEDA….?Swami Sri Bharati Krsna Tyirthaji Maharaja, seorang sarjana Weda dan matematika, mengatakan: Kata Weda memiliki arti awal sebagai sumber utama dan khazanah tak terbatas dari segala pengetahuan. Tidak hanya berhubungan dengan apa yang disebut spiritual atau materi dunia lain, tetapi juga pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang biasa digambarkan sebagai duniawi murni dan juga terhadap cara pencarian oleh manusia sedemikian rupa guna mencapai keberhasilan yang sempurna pada segala arah yang diamati
Apakah WEDA itu ilmiah……? Ya tentu saja, Bukti yang terbaik tentang epistemologi pengetahuan keilmuwan ini ditemukan dalam Wedanta Chandogia Upanisad. Di sini si pencari Brahmawidya/teologi diminta oleh gurunya seberapa jauh ia telah maju dalam belajar dan mencari keahlian dalam pokok-pokok permasalahan seperti sejarah (itihasa), literatur (purana), matematika (rasia vidya), ekonomi (nidhi-vidya), filsafat/logika (vakya-vidya), etika dan politik (ekayatana), fisika (bhuta-vidya), ilmu kemiliteran (ksatrya-vidya), astronomi (naksatra-vidya), sosial-psikologi (jana-vidya). Wedangnga juga termasuk pokok-pokok permasalahan ini seperti siksa (ilmu pengucapan kata-kata), chanda (ilmu perpajakan), vyakarana (ilmu tata bahasa), nirukta (etimologi), kalpa (ilmu tentang kewajiban pribadi, keluarga dan masyarakat).
Adakah Fakta yang nyata tentang keilmiahan Weda…? Tentu saja ada, Kenyataannya, dalam beberapa bidang pengetahuan, ilmu pengetahuan modern telah menemukan fakta-fakta yang sebelumnya sudah ada dalam literatur Weda ribuan tahun silam. Dalam pelajaran filsafat ilmu, pengetahuan astronomi tentang peredaran, India pada masa Weda menunjukkan bahwa apa yang diketahui para astonom tentang peredaran bumi mengelilingi matahari, jauh sebelum Copernicus mendapat peringatan dan Galileo Galilei disiksa karena penemuannya.
Adakah Sarjana Barat yang mengakui keilmiahan WEDA…? Banyak beberapa diantaranya: Gerald Heard mengatakan, Wedanta sangat ilmiah tentang –hukum-hukum yang mengatur alam semesta. Demikian juga Dr. Kenneth Walker yang menyanjung kebijaksanaan Weda dan mengatakan, Wedanta merupakan suatu usaha untuk meringkas seluruh pengetahuan manusia dan membuat manfaat seluruh pengalaman manusia. Pada suatu saat ia adalah agama, pada saat lainnya filsafat dan saat lainnya lagi ilmu pengetahuan. Dengan kata lain 3 pilar ilmu pengetahuan dunia, terdapat di dalam kitab suci Hindu (Weda) yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Apakah salam agama Hindu di Indonesia…? OM SWASTYASTU
Apakah arti dari salam tersebut..?Om Swastyastu yang ditampilkan dalam bahasa Sansekerta dipadukan dari tiga kata yaitu: Om, swasti dan astu. Istilah Om ini merupakan istilah sakral sebagai sebutan atau seruan pada Tuhan Yang Mahaesa. Om adalah seruan yang tertua kepada Tuhan dalam Hindu, sedangkan dalam bahasa Sansekerta kata swasti artinya selamat atau bahagia, sejahtera, Kata astu sebagai penutup ucapan Swastyastu itu berarti semoga. Dengan demikian Om Swastyastu berarti: Ya Tuhan semoga kami selamat
Apakah Agama Hindu punya Nabi….? Istilah Nabi ada pada agama setelah Sanathana Dharma/Hindu, Dalam Hindu istilah Nabi belum muncul, Hindu mengenal istilah Maharsi. Beliau penerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa. Hindu mengenal Banyak Maharsi, diantaranya: Sapta Rsi (seperti ditulis di atas), Maharsi Wyasa, Maharsi Pulaha, Maharsi Jaimini, Maharsi Waysampayana/Wararuci, Maharsi Sumantu, dll
Apakah di Indonesia/Nusantara telah ada Maharsi….? Ya Tentu saja ada, diantaranya: Maharsi Dharma Kirthi Svarnadwipa (pulau swarna/emas/sumatra), Rsi Dwijendra, Rsi Kuturan, dll…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar